Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Apakah anda sudah siap untuk Bergabung??

Bergabung? silahkan klik disini

Selasa, 10 Januari 2012

wisben.com on blogger

wisben.com on blogger


Siswa SMK 29 Jakarta Rakit Pesawat Terbang

Posted: 09 Jan 2012 08:48 AM PST


Prestasi membanggakan kembali diukir para pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) di DKI Jakarta. Kali ini, para pelajar SMK 29 Jakarta atau dulu lebih dikenal dengan sebutan STM Penerbangan mampu merakit pesawat ringan eksperimental Jabiru J 430 bermesin tunggal dengan piston 6 silinder dan berkapasitas 4 tempat duduk.
Perakitan dilakukan di halaman sekolah mereka, yang berlokasi di Jalan Prof Sutono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selama melakukan perakitan, para siswa didampingi para instrukturnya yang berasal dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airways, Lion Air, TNI Angkatan Udara (AU), serta Federasi Aerosport Indonesia.

Saat ini, proses perakitan pesawat telah mencapai 95 persen dan diprediksi pada akhir Januari nanti akan rampung. Pesawat Jabiru ini memiliki panjang 8 meter dengan lebar bentang sayap mencapai 10 meter. Adapun bobot pesawat memiliki berat sekitar 200 kilogram. Pesawat ini memiliki empat tempat duduk dan diklaim mampu terbang hingga Pulau Bali dan Malaysia.

Kepala Bidang Pendidikan SMK Dinas Pendidikan DKI Jakarta Rita Aryani mengatakan, perakitan pesawat ini membutuhkan waktu lebih kurang tiga bulan. Saat ini, prosesnya sudah berlangsung dua bulan. Pada akhir Januari nanti, pesawat ini diprediksi akan selesai dan diluncurkan pada bulan Februari 2012.

Para pelajar yang merakit pesawat ini adalah siswa kelas dua dan kelas tiga dari jurusan Air Frame dan Power Plant. Sejauh ini, SMKN 29 ini merupakan satu-satunya sekolah di Jakarta yang berhasil merakit pesawat.

"Perakitan pesawat ini dibagi dalam beberapa tim dan dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk merakitnya. Seluruh komponen pesawat ini didatangkan dari Australia dengan biaya yang ditanggung Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Rita Aryani, seperti dikutip beritajakarta.com, Kamis (5/1/2012).

Rita menyebutkan, saat ini SMKN 29 telah menandatangani nota kesepahaman dengan Garuda Indonesia Airways dan Lion Air. Setelah lulus, para siswanya yang memenuhi persyaratan dapat langsung diterima bekerja di dua maskapai penerbangan tersebut. Nantinya, mereka dapat bekerja sebagai tenaga maintenance hingga pilot.

"Tentu kami berharap, para siswa tidak hanya mendapatkan ilmu di sekolah, tetapi dapat mempraktikkan ilmunya dan berguna bagi masyarakat," ujar Rita.

Sumber: kompas.com
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

iTableous, iPhone 4 Berukuran Super

Posted: 09 Jan 2012 02:37 AM PST

Jika Anda sudah tak sabar menunggu rilisnya iPhone 5, perangkat ini bisa mengalihkan perhatian Anda. Teknisi Jerman berhasil membuat iPhone 4 dengan layar 40 inci. Seperti apa?

Perangkat yang memiliki layar 10 kali lebih besar dibanding iPhone 4 biasa ini menawarkan fungsi komputer ala iPhone serta bisa digunakan sebagai meja. iTableous ini memiliki desain serupa produk Apple tersebut, mulai dari tombol kamera, volume dan akselerometer.

Perangkat ini dilapisi plexiglass 8mm kuat yang membuatnya bisa dimiringkan agar mudah digunakan.


Namun sebelum Anda memesan perangkat ini, perlu diketahui, perangkat ini tak secanggih kelihatannya. Pasalnya seperti ditulis Dailymail, perangkat ini tak berteknologi layar sentuh dan tak bisa digunakan menelepon.


Penciptanya, Benjamin Bechmeier, mengaku, fungsi perangkat ini serupa komputer desktop, meski ia bisa tersambung internet melalui 3G nirkabel. iTableous memiliki panjang 118cm dan lebar 58,9cm. Layar perangkat 40 inci perangkat ini merupakan Toyota LCD monitor beresolusi 920x1080.


Perangkat ini menggunakan sistem operasi (OS) Windows 7 dan Mac OS X 10.6.7 serta kapasitas penyimpanan 500GB dan 4GB RAM dengan prosesor 1GHz Zotac Ionitx. Kamera HD 5,7MP juga bisa ditemui di perangkat ini.

Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

Beginilah Aksi 37 Menit 'Menjepit' Jet Papua Nugini

Posted: 09 Jan 2012 02:36 AM PST

Dassault Falcon 900 Ex. (Foto: aerospace-technology.com)

9 Januari 2012, Jakarta: Aksi intersepsi atau pencegatan di langit Banjarmasin hingga Makassar itu berlangsung November 2011 lalu. Namun, entah kenapa, Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'neil baru memperkarakannya di depan media Jumat, 6 Januari 2012 lalu, setelah selang hampir dua bulan kemudian. Banyak yang bertanya, ada apa di balik motif Papua Nugini berniat mengusir Duta Besar Indonesia Andreas Sitepu dari negara tetangga itu? Bagaimana sesungguhnya insiden itu bermula?

Peristiwa itu bermula ketika Selasa, 29 November 2011, pukul 10.13 WITA, radar Pangkalan Udara (Lanud) Sjamsuddin Noor Banjarmasin mendeteksi pesawat jet P2-ANW Dassault Falcon 900 Ex. Jet itu bergerak dari Subang (Selangor), Malaysia, ke arah Papua Nugini. Dari titik ordinat terbang, pesawat itu akan melintasi wilayah udara Indonesia.

Petugas pengawas udara Makassar kemudian mencoba mengontak pesawat Falcon untuk menanyakan asal pesawat, tujuan, serta izin penerbangan. Pesawat itu diketahui masuk dalam unschedule flight (penerbangan tidak rutin). Namun pesawat tidak merespons, bahkan juga tidak membuka komunikasi. Petugas mengontak Kohanudnas dan Departemen Perhubungan. Dicek lagi, tidak ada data penerbangan Falcon 900 Ex.

Sekitar pukul 10.40 WITA, sepasang Sukhoi milik TNI AU melesat dari Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar mendekati pesawat Falcon. Keduanya mendekat, lalu menjepit kiri dan kanan, sambil terus membuka komunikasi. "Sesuai prosedur memang begitu" kata juru bicara Markas Besar TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama Azman Yunus, kepada Tempo, Ahad, 8 Januari 2012.

Awak jet tempur RI terus berkoordinasi dengan Komando Pertahanan Udara Nasional. Sukhoi melaporkan ciri utama pesawat Falcon adalah berwarna putih dan terdapat gambar burung merah di bagian sayap belakang. Akhirnya diketahui bahwa Falcon tersebut baru mengurus izin melintas pada hari itu sehingga belum diperoleh ketika melintasi Indonesia.

Sekitar pukul 11.17, Sukhoi membebaskan Falcon yang ditumpangi Deputi Perdana Menteri Papua Nugini H.O.N. Belden Namah itu untuk melanjutkan perjalanan. Perintah pembebasan dilakukan Komando Pertahanan Udara Nasional. "Itu tugas utama kami sebagai TNI AU. Kami ingin memastikan tak semua pesawat asing bisa melintas di wilayah udara kita tanpa izin," kata Azman lagi. "Pukul 11.42, Sukhoi kembali mendarat di Makassar."

Peristiwa di udara itu hanya berlangsung sekitar 37 menit. "Tidak ada ancaman, tidak pula ada senggolan," kata Menko Polkam Djoko Suyanto dalam pesan pendeknya kepada Tempo. Karenanya, Djoko menganggap prosedur pencegatan yang dilakukan Mabes TNI AU sudah sesuai prosedur yang berlaku.

Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), kata Djoko, melakukan identifikasi visual dengan cara intersepsi. "Lagi-lagi ini karena data flight clearance yang diterima berbeda dengan hasil tangkapan radar bandara maupun radar Kohanudnas," ujarnya. "Tidak ada istilah mengancam atau membahayakan."

Semua prosedur, menurut Djoko, dilakukan di bawah kontrol, baik radar di darat maupun pilot pesawat tempur. Djoko menegaskan intersepsi ini merupakan prosedur standar jika ada ketidakcocokan data aktual di udara. "Itulah gunanya Komando Pertahanan Udara," ujarnya. Karenanya, Djoko minta media untuk tidak melebih-lebihkan insiden ini.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pemerintah pada Jumat pekan lalu telah memberi penjelasan kepada Duta Besar Papua Nugini Peter Ilau perihal intersepsi. "Duta Besar Papua Nugini menyampaikan apresiasi atas penjelasan yang disampaikan dan akan meneruskan ke pemerintahannya," ujar Menteri Marty Natalegawa.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, kemarin menyatakan belum ada juga pengusiran terhadap Andreas Sitepu. Sedangkan juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum berencana berbicara langsung dengan Peter O'Neil. "Dibicarakannya di tingkat menteri luar negeri," katanya.

Pengamat intelijen, Mardigu Wawiek Prabowo, menilai Indonesia sedang ditantang untuk bisa lebih tegas soal perbatasan. Ia menyatakan intersepsi oleh Sukhoi sudah tepat. Menurut dia, Papua Nugini sudah bertindak sewenang-wenang dengan hanya menggunakan izin pesawat Global Express milik India untuk memasuki wilayah udara Indonesia.

Sumber: Tempo.co

0 komentar:

Posting Komentar