KOMPAS.com — Persepsi keliru bahwa ukuran penis melambangkan kejantanan telah menyebabkan para pria terobsesi menambah ukuran penisnya. Padahal, hingga kini tidak ada satu pun metode pembesaran penis secara efektif.
Hal pertama yang harus disadari adalah meski Anda merasa ukuran "si yunior" terlalu imut, sebenarnya ukuran tersebut masih normal. Ukuran penis orang Indonesia dalam kondisi ereksi adalah 10 cm-14 cm. Sebagian ada yang lebih pendek dan sebagian lebih panjang. Pada orang Kaukasia (Barat) dan orang Timur Tengah, ukurannya lebih panjang dan lebih besar, yakni 12 cm-15,4 cm.
Anda tidak perlu merasa terintimidasi saat melihat pria lain di ruang ganti atau toilet yang ukuran penisnya terlihat "wow" karena ukuran penis mereka tidak akan bertambah banyak dalam kondisi ereksi. Sebaliknya, pria yang "yuniornya" terlihat kecil saat lembek akan membesar paling banyak ketika menegang dan keras.
Bila Anda masih ngeyel bahwa ukuran yunior terlalu kecil, bahkan jika penggaris membuktikan sebaliknya, maka mungkin Anda mengalami gangguan yang dalam ilmu psikiatri disebut penile dysmorphic disorder. Kondisinya hampir sama dengan orang yang menderita anoreksia yang selalu merasa dirinya kegemukan, tak peduli walau badannya tinggal kulit berbalut tulang.
Menurut sebuah penelitian, kebanyakan pria yang terobsesi melakukan berbagai prosedur pembesaran penis adalah mereka yang mengalami penile dysmorphic disorder. Bahkan setelah melakukan operasi pembesaran penis pun mereka adalah kelompok yang paling tidak puas dengan hasilnya.
"Pria yang sesungguhnya punya ukuran penis normal, tetapi sering merasa tidak puas dan terus mengeluh penisnya kecil, mungkin lebih baik berkonsultasi ke psikiatri ketimbang melakukan metode pembesaran penis," kata Karena Elizabeth Boyle, Direktur Reproductive Medicine and Surgery di John Hopkins Hospital.
0 komentar:
Posting Komentar