KOMPAS.com — Banyak orang berpendapat kalau aktivitas seksual itu harus dilakukan pada malam hari. Malam hari dianggap sebagai saat yang tepat untuk berhubungan seksual sehingga ada istilah "malam pengantin" bukan "siang pengantin".
Tempat hiburan malam yang dibalut hiburan esek-esek pun kebanyakan buka pada malam hari. Walau belakangan banyak juga istilah seks dilakukan pada siang hari seperti "sex after lunch", kebanyakan di dalam pikiran kita berhubungan seks memang sepantasnya malam hari. Benarkah demikian?
Sebenarnya, jika melihat dari porsi kerja kita yang banyak dilakukan pada siang hari sampai sore hari, maka malam biasanya adalah waktunya memulihkan tenaga kembali untuk bekerja keesokan harinya. Bagi yang beruntung bekerja sampai pukul 17.00 saja, maka ada jarak waktu yang cukup lama untuk beristirahat sambil menunggu berhubungan seks dengan istri/suami sekitar pukul 21.00.
Akan tetapi, bagaimana dengan yang baru bisa sampai di rumah pukul 19.00-20.00 malam akibat terhalang macet di jalan. Maka sekiranya bisa ada tenaga yang cukup untuk melakukan hubungan seksual sekitar pukul 22.00-23.00.
Jika memang masih mampu, silakan lakukan hal ini pada malam hari. Namun, jika dirasakan sudah lelah apalagi bila kedua pasangan bekerja, bolehlah kiranya menunggu sampai pagi saja saat bangun tidur.
Walaupun dalam aktivitas seksual tradisional si laki-laki lebih banyak aktivitasnya dibanding perempuan, kedua belah pihak dalam aktivitas seksual mengeluarkan tenaga yang sekiranya mirip. Namun, lebih kasihan kalau perempuan yang bekerja serta harus mengurus rumah tangga dan anak.
Luar biasa repot kalau demikian. Belum lagi kelelahan karena urusan rumah tangga sirna, harus siap-siap menyiapkan landasan untuk pesawat si bapak yang ingin mendarat. Betul-betul butuh tenaga. Tidak heran kelelahan sebelum melakukan hubungan seksual ini sering menyebabkan perempuan sulit orgasme. Sebagian orang memandang hubungan seksual ini sebagai bagian dari pelayanan kepada suami yang tidak bisa ditolak. Tidak ada unsur menikmati seks di sana sebagai pasangan suami-istri.
Seks pada pagi hari
Sebenarnya melakukan hubungan seksual nyaman juga pada pagi hari. Kalau tidur cukup, maka ketika bangun, pasangan bisa melakukan hubungan seksual yang baik. Apalagi jika pagi, laki-laki yang masih sehat akan mengalami ereksi waktu tersebut. Ini bisa semakin menambah kegairahan pada pagi hari. Perempuan juga masih dalam keadaan segar ketika bangun tidur.
Namun, ini sulit dilakukan jika keduanya bekerja dari tempat yang jauh dari rumah. Bangun tidur sudah perlu langsung menyiapkan diri dan anak-anak. Si bapak juga buru-buru ke kantor supaya tidak telat dan macet di jalan. Akhirnya, seks dilupakan atau jika ada pun dilakukan secepat mungkin.
Inilah problem yang sering dialami oleh pasangan zaman sekarang ketika waktu yang bermakna untuk berdua semakin berkurang karena kesibukan masing-masing. Jika demikian, silakan lihat kembali aktivitas Anda, termasuk berhubungan seksual. Jika Anda berusia 20-40 tahun tetapi kurang dari sekali seminggu melakukan hubungan seksual, artinya Anda harus mulai waspada. Jangan-jangan Anda sudah lupa menikmati hubungan seksual yang bermakna!
Dr. Andri SpKj, Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik dan Psikiatri Liaison. Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang.
0 komentar:
Posting Komentar