Menurutnya tak ada kiat atau makanan khusus ketika masa kecilnya. Namun ia mengaku sejak kecil selalu kritis dalam segala hal dan selalu banyak bertanya apa saja kepada orang tuanya.
"Saya sering konsentrasi dan sering bertanya. Pak Kenapa? Kenapa begini? Walau sudah dijawab, lalu saya tanya lagi, tanya lagi. Sampai akhirnya bapak saya capek," kata Habibie di kediamannya, Jl Patra Kuningan, Jakarta, Selasa (1/10/2013)
Habibie mengungkapkan biasanya, setelah bapaknya capek menjawab pertanyaannya, bapaknya membelikan buku untuknya sebagai jawaban-jawaban dari pertanyaannya. Sikap kritisnya juga tak berubah saat mendapat pendidikan pengajian agama.
"Bapak saya membelikan buku, supaya saya berhenti bertanya," terang Habibie.
Ia mengaku sejak kecil sudah menjadi orang yang kutu buku, berbagai buku ia baca khususnya yang menyangkut bidang ilmu teknik maupun ilmu alam. Pada masa kecil, ia tak berpikir bisa menjadi seorang yang ahli pesawat terbang.
"Waktu kecil saya nggak kepikiran bikin pesawat. Justru yang saya pikir kenapa jembatan nggak runtuh," katanya tertawa.
Habibie semasa kecilnya tak punya menu makanan khusus, namun yang ia biasa lakukan rajin minum air putih. Selain itu, hingga kini ia juga rajin berenang untuk tetap menjaga kebugaran tubuh.
Mantan Menristek ini juga berpesan agar para orang tua harus sabar meladeni sikap kritis anak-anak. Sehingga seorang anak tumbuh dan kembang secara maksimal.
"Saya beruntung orang tua saya tetap meladeni pertanyaan-pertanyaan saya. Tapi kalau nggak bisa jawab, orang tua saya kasih buku," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar