wisben.com on blogger |
- Peternakan Tertua Berumur 9000 Tahun di Arab Saudi
- Foto hantu pertama yang ternyata hanya "HOAX"
- Misteri Mengapa Kita Tak Ingat Saat Dilahirkan?
- Nama Asli Indonesia yang Terancam Punah
- Lebaran 2011 yang Sumbing
- Happy ied mubarak 1432 H
Peternakan Tertua Berumur 9000 Tahun di Arab Saudi Posted: 30 Aug 2011 04:22 PM PDT Sebuah ekskavasi arkeologi di Arab Saudi menemukan jejak peradaban dari 9.000 tahun silam, atau sekitar 7.000 Sebelum Masehi. Penelitian dari ekskavasi itu menyebutkan, pada waktu itu sudah ada domestifikasi kuda (cikal bakal peternakan kuda) di sekitar Semenanjung Arab. Peradaban ini kemudian dinamakan peradaban Al Maqar, sesuai nama situs lokasi penemuan. Temuan ini sekaligus menjadi teori ilmiah baru mengenai domestifikasi hewan. Ali Al-Ghabban, Wakil Direktur Kepurbakalaan dan Museum dari Komisi Pariwisata dan Kepurbakalaan Arab Saudi, mengatakan sebelumnya diyakini domestifikasi hewan tertua dalam peradaban manusia adalah 5.500 tahun lalu di Asia Tengah. "Penemuan (di Al Maqar) ini merupakan peradaban yang sangat maju dari masa Neolitik. Situs ini memperlihatkan secara jelas akar domestifikasi kuda-kuda sejak 9.000 tahun lalu," kata Al-Ghabban, seperti dikutip Gulf News. Ekskavasi di Al Maqar juga menemukan sejumlah artefak dan fitur penting dari peradaban 9.000 tahun silam itu. Ini termasuk penemuan kerangka manusia yang dimumikan, kepala panah, penggilingan gandum, juga alat tenun. Sejumlah temuan itu memperlihatkan manusia yang tinggal di peradaban Al Maqar memiliki keahlian di bidang kerajinan tangan. Kirim Artikel anda yg lebih menarik di sini ! |
Foto hantu pertama yang ternyata hanya "HOAX" Posted: 30 Aug 2011 04:05 PM PDT Di internet dan TV berbayar, banyak foto hantu bisa ditemui. Bahkan, diterbitkan dalam banyak buku dan majalah. Namun, tahukah Anda kapan foto ini pertama muncul? Pemburu hantu amatir menawarkan ribuan foto yang ia klaim sebagai hantu. Beberapa diantaranya terlihat seperti bayangan, figur seperti manusia, dan lainnya seperti pantulan cahaya berbentuk bulat. Namun semua jenis foto menyeramkan itu sebenarnya diawali sebuah hoax yang dibuat fotografer cerdas. Di satu sisi seperti dikutip dari berbagai sumber, fenomena orang mengklaim berhasil mengambil gambar arwah merupakan fenomena yang relatif baru.
Hantu-hantu ini bukanlah bulatan cahaya atau figur bayangan yang sering tertangkap kamera saat ini melainkan gambar orang asli yang tampak samar dan berhantu. Penulis Photography and Spirit John Harvey mengatakan, "Pada foto Mumler, roh tampak pucat dan memakai baju seperti baju malaikat". Mumler merupakan orang pertama yang menemukan foto semacam ini dan ia yakin, banyak orang memiliki hubungan khusus pada 'dunia lain'. Subyek paling terkenal Mumler adalah janda presiden Amerika Serikat ke-16, Mary Todd Lincoln, yang ia foto bersama pencitraan suaminya berdiri di sebelahnya. Pada kenyataannya, Mumler akhirnya mengaku sebagai pembuat hoax. 'Hantu' yang ia foto hanyalah eksposur ganda dari pelanggan sebelumnya. Meski foto hantu pertama ternyata hanya sekadar hoax, saat ini banyak foto serupa bermunculan. Meski teknologi terus berkembang, fotografis asli membuktikan hantu selalu menjadi obyek yang sukar dipahami. [masuta-fenesia.blogspot.com] |
Misteri Mengapa Kita Tak Ingat Saat Dilahirkan? Posted: 30 Aug 2011 04:04 PM PDT Otak manusia memiliki kapasitas memori ribuan kali lebih tinggi dari komputer paling canggih yang ada saat ini. Massa abu-abu (gray matter) merupakan alat penyimpanan yang sangat bisa diandalakan. Namun, mengapa kita tidak bisa mengingat masa balita atau saat pertama kita lahir ke dunia? Jangankan saat dilahirkan, otak kita juga tak bisa mengingat masa-masa ketika kita masih bayi atau balita. Ternyata sekeras apa pun kita berusaha, ingatan kita hanya bisa kembali sampai saat kita berusia 4-5 tahun. Mengapa demikian? Salah satu teori menyebutkan hal ini karena faktor mielin, lapisan pelindung saraf yang membantu penghantaran sinyal-sinyal otak. Nah, sebelum berusia 5 tahun, mielin dalam otak bayi masih sangat sedikit. "Mielin sangat penting untuk menjaga ingatan jangka panjang," kata Jonathan Schooter, PhD, ahli psikologi dari University of British Columbia. Teori lain menyebutkan, begitu kita mulai belajar berbicara, kita tidak bisa lagi mengakses ingatan yang tercipta pada masa kita belum lancar berbicara. "Dengan makin berkembangnya kemampuan berbahasa seorang anak, cara ia berpikir juga akan berubah sehingga diduga lebih sulit untuk mengingat ingatan masa sebelumnya," katanya. Mielin itu apa sih?? Selubung Mielin adalah lapisan phospholipid yang mengelilingi akson pada banyak neuron. Sel Schwann mengsuplai mielin untuk neuron periferal, dimana oligodendrosit mengsuplai ke sistem saraf pusat. Mielin merupakan karakteristik dari vertebrata (gnathostome), tetapi juga diangkat oleh evolusi pararel beberapa invertebrata. Mielin ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier pada tahun 1878.[kompas.com] |
Nama Asli Indonesia yang Terancam Punah Posted: 30 Aug 2011 04:00 PM PDT Ngatiyem, Dalimin, Suparno, Tukiyem, Katimin, Wagiman, Suripto, Suyatni, Sitinah, Masduki, Tukijo, Ratnasih, Harjo, Slamet, Paijo, Paimin, Tukijan, Mas'ud, dan lain-lain Nama-nama jawa tradisional ini terancam punah akibat penurunan gengsi. Bagi sebagian orang memiliki nama lokal kedaerahan seperti di atas ada sesuatu yang memalukan pada zaman sekarang ini. Era globalisasi yang serba canggih ini menggeser trend penamaan anak pada nama-nama yang dianggap lebih modern dan berbau luar negeri. Nama-nama seperti rahul, fran, jessi, reynaldi, mike, michael, jason, ruben, angelina, vijay, james, ricky, billy, greg, john, stefani, julia, ronaldo, peruzzi, mancini bagi sebagian orang adalah nama-nama yang keren dan oke punya. Orang yang memiliki nama Elizabeth mungkin akan dianggap lebih cantik daripada Siti Suparwati walaupun kenyataannya belum tentu demikian. Banyak orang pun kini kian mengejek nama-nama tradisional dengan sebutan katro, ndeso, kuno, miskin, dan lain-lain. Sepertinya orang yang dinamai nama jawa tradisional akan jadi orang susah, miskin, berwajah jelek, dan sebagainya. Seharusnya kita bangga pada budaya nasional kita termasuk pada nama. Nama tidak mencerminkan kualitas seseorang karena seseorang yang namanya Sumanto bisa saja menjadi seorang profesor dan seorang yang bernama Frans bisa saja berprofesi sebagai buruh angkut karung beras di pasar tradisional. Bagi yang memiliki nama yang bagi bayak orang nama kita jelek dan katro maka bangkitlah dan tunjukan pada mereka bahwa nama yang dianggap jelek orangnya bisa lebih keren, maju dan profesional daripada yang punya nama yang dianggap trendy. [kolom-inspirasi.blogspot.com] |
Posted: 30 Aug 2011 03:59 PM PDT Alhamdulillah saya sudah shalat Idul Fitri tadi pagi, Selasa 30 Agustus 2011. Tapi tetap saja saya merasakan ada yang sumbing dalam perayaan lebaran kali ini. Sumbing karena umat Islam di Indonesia tidak merayakan lebaran bersama-sama, ada yang tanggal 30 dan ada yang tanggal 31 Agustus. Sebagian orang sudah sudah makan ketupat, sementara pahttp://terorberita.blogspot.com/2011/08/nama-asli-indonesia-yang-terancam-punah.htmlra tetangganya masih ada yang berpuasa. Sebagian orang sudah sudah takbiran sementara sebagian yang lain masih makan sahur. Mau silaturahmi jadi kagok karena tetangga belum lebaran. Benar-benar sumbing, ingin hati lebaran bersama-sama tetapi apa daya tidak kesampaian. Memang tidak ada persoalan dengan semua itu, tapi tetap saja tidak sempurna rasanya karena tidak bersama-sama. Penentuan 1 Syawal Lebaran tahun ini saya nilai "sangat parah" dan membuat kecewa banyak orang. Penyebabnya adalah tanggal merah yang ditetapkan Pemerintah untuk 1 Syawal adalah 30 Agustus. Tanggal ini menjadi blunder karena banyak masyarakat menyangka tanggal Idul Fitri sesuai kalender. Kebetulan pula Muhammadiyah jauh-jauh hari juga menetapkan 1 Syawal jatuh pada tanggal 30 Agustus. Jadi kloplah. Berbagai persiapan menyambut lebaran dipersiapkan oleh masyarakat tanggal 29 Agustus — sehari sebelum lebaran — mulai menyiapkan ketupat, opor ayam, bahkan pawai takbiran. Namun kekecewaan mendadak tergambar pada wajah-wajah masyarakat ketika para ulama dan Pemerintah berdebat secara alot dalam menentukan 1 Syawal 1432 semalam. Melalui layar televisi masyarakat bisa menyaksikan argumentasi masing-masing ormas tersebut. Hingga pukul 20.40 WIB belum juga ada kepastian hari apa lebaran itu. Pengurus dan jamaah masjid di seluruh tanah air resah karena menunggu kapastian, apakah masih meneruskan shalat tarawih pada malam itu atau sudah mulai takbiran. Semua mata umat Islam melotot ke arah televisi menunggu keputusan yang ditunggu-tunggu. Boleh jadi acara sidang itsbat malam itu adalah acara televisi yang ratingnya paling tinggi selama sejarah pertelevisian. Kicauan di twitter dan status di fesbuk menunjukkan kegelisahan manusia di dunia maya menunggu kepastian 1 Syawal. Sebagian besar ormas Islam meyakini hilal tidak terlihat — meskipun ada beberapa kesaksian seperti di Cakung dan Jepara yang berhasil melihat hilal, namun kesaksian tersebut ditolak — sehingga kemungkinan besar 1 Syawal jatuh pada hari Rabu. Melalui debat yang alot — ada yang menyebutnya musyawarah, apapun namanya tidak penting — Pemerintah, MUI, dan ormas besar seperti NU dan Persis (minus Muhammadiyah) memutuskan lebaran Idul Fitri tahun ini jatuh pada Hari Rabu 31 Agustus 2011. Penetapan ini berbeda dengan Malaysia, Singapura, dan negara-negara Timur Tengah yang merayakan Idul Fitri pada tanggal 30 Agustus. Saya menilai debat tadi malam adalah debat yang tidak prioritas sebab yang dipersoalkan masih tentang cara perhitungan hilal dan masalah penyatuan kalender Hijriyah agar tidak terulang lagi perbedaan dalam menentukan hari raya. Saya bilang tidak prioritas karena debat semacam itu seharusnya dilakukan di luar sidang itsbad sebab semalam waktu terus berjalan dan masyarakt menunggu satu jawaban: jadi sebenarnya lebaran itu hari apa? Saya melihat Muhammadiyah malam itu menjadi ormas yang seolah-olah "dipojokkan" dalam debat tersebut, baik oleh ormas lain maupun para pakar astronomi karena dianggap mempunyai kriteria penentuan hilal yang berbeda, baik dalam penentuan nilai ambang dua derajat maupun dalam tenik hisab berdasarkan wujudul hilal. Seharusnya perdebatan semacam itu dilakukan di level ulama dan para ahli saja, tidak perlu diumbar melalui media televisi ke level grassroot yang notabene tidak paham dengan hilal, hisab, rukyat, dan sebagainya. Faktanya, meskipun Pemerintah menetapkan Idul Fitri pada tanggal 31 Agustus, namun di daerah-daerah banyak umat Islam yang merayakan Idul Fitri pada hari ini meskipun mereka tidak mengidentikkan diri sebagai warga Muhamadiyah. Seperti di Yogyakarta yang mayoritas melaksanakan shalat Ied tadi pagi. Bahkan di Lamongan yang dikenal sebagai basis NU beberapa pesantren melaksanakan shalat Ied hari ini. Begitu pula di Gontor, Banyumas, Papua, Poso, NTT, dan lain-lain. Artinya, ketetapan Pemerintah tidak selalu diikuti karena kelompok masyarakat lebih meyakini lebaran jatuh pada tanggal 30 Agustus ini. Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, Hari Raya Idul Fitri adalah hari yang sangat penting. Meskipun kebanyakan umat Islam di Indonesia ini masih Islam yang awam (Islam KTP), mengaku Islam tetapi tidak memahami hakekat ajaran agama maupun menjalankan seluruh syariat agama, namun dalam soal Hari Raya lebaran mereka menganggapnya sebagai hari istimewa. Idul Fitri lebih dari sekadar ritual agama, tetapi ia sudah menjadi ritual sosial yang sudah melekat kuat sejak dulu hingga sekarang, jauh melampuai dimensi agama yang terkandung di dalamnya. Bagi sebagian besar orang Indonesia Idul Fitri sudah identik dengan tradisi mudik, makan ketupat, silaturahmi, dan aneka perayaan yang mengiringinya. Oleh karena itu, penentuan Idul Fitri sejak jauh-jauh hari sangatlah penting agar masyarakat dapat mempersiapkan diri menyambut hari yang agung itu. Selama ini masyarakat berpatokan pada kalender Pemerintah yang sudah menetapkan tanggal Idul Fitri, dan selama ini pula kalender Pemerintah tidak pernah meleset. Hanya ormas Muhammadiyah yang sering berbeda dengan menetapkan Idul Fitri satu hari lebih cepat dari ketetapan Pemerintah. Namun, meskipun ada ormas atau sekelompok masyarakat yang lebih dulu berlebaran, hampir tidak pernah ada gesekan antar warga yang sudah berlebaran lebih dahulu dengan yang belum berlebaran. Masyarakat Islam di Indonesia sudah terbiasa berbeda dalam merayakan lebaran, dan perbedaan itu disikapi secara bijak. Lebaran tahun ini saja yang terbilang heboh dalam penentuan tanggal 1 Syawal. Seperti yang saya sebutkan di bagian awal, blunder tanggal merah 30 Agustus di kalender itulah penyebabnya, sebab akhirnya Pemerintah menetapkan tanggal 1 Syawal berbeda dengan di kalender, yaitu 31 Agustus. Segala persiapan yang dilakukan masyarakat kemarin untuk menyambut Idul Fitri akhirnya batal. Ketupat dan opor ayam telah terlanjur dibuat dan tidak jadi dimakan pada hari ini. Bagi masyarakat miskin, batalnya lebaran hari ini adalah sebuah "musibah" secara ekonomi (baca ini). Harga sosial dari perbedaan hari raya ini seharusnya menjadi "teguran" bagi para ulama yang selalu berbeda dalam menetapkan 1 Syawal. Okelah, Idul Fitri memang tidak sekadar ketupat dan opor ayam, tetapi ada yang lebih penting dari sekadar makanan itu, yaitu persatuan dalam merayakan hari Lebaran. Kekisruhan penentuan Idul Fitri pada tahun ini seharusnya menjadi pelajaran bagi para ormas Islam yang banyak itu betapa pentingnya menyamakan perhitungan kalender Hijriyah. Umat Islam tidak bisa terus menerus diomabng-ambingkan dnegan ketidakpastian penentuan hari raya. Tidak boleh ada lagi perbedaan hari dalam menentukan awal Ramdahan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Para ormas itu harus duduk bersama dengan menghilangkan ego masing-masing dan dengan semangat ukhuwah dan toleransi untuk menyatukan kriteria dalam penentuan awal bulan. Di zaman yang sudah modern seperti ini umat Islam masih saja berdebat menentukan awal bulan komariyah. Orang sudah menginjakkan kaki ke bulan, kita masih saja berselisih menentukan kapan bulan itu muncul. Kalau sudah begini orang Islam hanya akan menjadi bahan tertawaan umat lain saja. Bagi negara seperti Indonesia yang selalu banyak uap air, melihat awal bulan secara langsung dengan mata tidak selalu mudah. Jangankan dua derajat, empat derajat di atas ufuk pun tidak selalu berhasil terlihat. Karena perjalanan bulan setiap tahun sudah pasti, maka kedudukannya bisa dihitung sebagaimana menentukan kapan terjadi gerhana. Oleh karena itu, perhitungan awal bulan secara hisab adalah alternatif bila posisi hilal sulit dilihat. Lagipula, hisab dan rukyat hanyalah alat semata, tidak ada ketentuan Nabi yang melarang menggunakan salah satu dari kedua alat tersebut. Urusan menentukan hilal (awal bulan) bukan urusan para ulama, tetapi secara akademis adalah urusan para ahli astronomi. Serahkanlah penentuan tanggal 1 bulan komariyah itu kepada ahlinya, yang secara matematis bisa dihitung. Para ulama cukup mengkonfirmasikan hilal kepada astronom itu, lalu menetapkan kriteria hilal (satu derajat, dua derajat, atau berapapun) yang semuanya harus sepakat. Insya Allah tidak akan ada lagi perbedaan dalam menentukan tanggal-tanggal penting itu. http://aneh92.blogspot.com/2011/08/lebaran-2011-yang-sumbing.html |
Posted: 30 Aug 2011 03:56 PM PDT Banyak yang menanyakan apa rencana saya lebaran kali ini? Rencananya sih pengen makan opor pake ketupat pake sambel cabe, ngemil es doger, makan ayam betutu, nyeruput cendol, sama icip-icip kupat tahu. Tapi begitulah, manusia hanya dapat berencana, tapi Tuhan yang berkehendak. Lebaran kali ini, saya masih harus kerja. Karena di Italia, nggak ada tanggal merah buat iedul fitri. Yak, ini namanya resiko, siapa juga nyuruh milih Italia sebagai negara tujuan berkelana? Kekekeke. Kecewa? Nggak. Sedih? Iya. Mungkin bekson temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa) sekarang adalah mercon yang bertalu-talu juga suara takbir dari spiker rebek masjid terdekat. Sedangkan bekson yang mulia Teteh Piera mah, cuma suara hembusan angin ngagelebuk pertanda berakhirnya musim panas di Italia. Dan saya juga nggak shalat ied, soalnya baru aja kedatengan si bulan. So, lebaran tahun ini emang paling enak diisi dengan kegiatan bekerja. Cuma, ada senengnya juga sih nggak lebaran bareng keluarga besar, setidaknya sudah tiga kali lebaran saya lolos dari pertanyaan bertema "kapan?" Kapan jadi model? Kapan jadi tinggi? Kapan jadi presiden? Ah, temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) suka pura-pura gitu déh, kikikiki. Pasti temen-temen tau lah, kata pengantar setelah kata 'kapan' itu? Kekekeke. KAPAN NIKAH? Sumpah nih pertanyaan jebakan batman banget dah! Untuk saat ini, saya sih cuma bisa jawab, "gimana Morgan SM*SH aja….." Kyaaaaa~ Kyaaaa~ Oh iya, saya juga mau ngucapin, terimakasih banyak untuk semua temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), kaya; Miss Kapkeks, yang udah bela-belain telepon dari Indonesia dan cuma bisa saya jawab dengan tangisan penuh haru. "Ngabisin pulsa banget yak? Udah jauh-jauh telepon dari Indonesia, eh dapetnya malah cuma suara tangisan doang….." Begini déh resiko nelepon orang galau, kekekeke. Madame Futrih 'Atut 'Atit 'Ati, yang sedang merayakan ulang tahun peraknya di hari lebaran ini, "Selamat hari Futrih sedunia!" Si Papap dan si Mamam, yang udah ngerayain tiga kali lebaran tanpa anak satu-satunya ini. "Lumayan lah Mam, budget buat bikin kuweh salju sama opor ayam en makanan lainnya demenan anaknya, bisa dipake buat beli baju….." Semua temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa) yang sudah meramaikan kloset resmi kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) maupun rajin berkomentar di blog ini, mohon maaf kalau ada salah kata dalam postingan-postingan yang saya buat. Dan yang terakhir….. Morgan SM*SH, yang sudah rela namanya saya comot buat dijadikan kambing hitam di banyak postingan di blog ini, kekekeke. "Cemunguuuuuudh teyuzzz eaaaaa kaka….Xixixixixi." Akhir kata, terlampir sebuah karya Tuan Muda Habibskih dapat menggambarkan semua yang ingin saya katakan kepada temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) semuanya, Minal aidin wal fa idzin, mohon maaf lahir dan batin, selamat hari iedul fitri 1432 H. Salam kecup manis penuh mesra membabi buta dari yang mulia Teteh Piera, smoooooch~ http://vierar.blogspot.com/2011/08/happy-ied-mubarak-1432-h.html |
You are subscribed to email updates from wisben.com on blogger To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar