Pesawat yang digunakan perintis penerbangan Orville dan Wilbur Wright untuk terbang di atas bukit pasir Kitty Hawk, di Negara bagian North Carolina, tahun 1903 tidak ada apa-apanya dibandingkan pesawat jet jumbo besar yang sekarang ini banyak berseliweran di angkasa. Ketika dulu pertama kali diperkenalkan, pesawat buatan kakak beradik Wright sangat ringan, hasil buatan tangan dan lebih mirip glider bermesin, tapi desain sederhana untuk pesawat masih diminati dan tetap layak terbang.
Dekat lapangan terbang berumput di pesisir timur Negara bagian Virginia, Ray Gefken memeriksa sayap dan roda pesawatnya. Itu adalah pesawat ultralight, yaitu pesawat berkursi tunggal dengan kokpit kecil dan mesin kecil.
"Mesin ini saya sebut metode 'Armstrong'. Mesin ini dihidupkan dengan cara menarik starter seperti motor model lama atau mesin pemotong rumput," paparnya.
Pengusaha berusia 74 tahun itu telah menjadi pilot berlisensi selama 35 tahun. Tetapi, orang tidak perlu lisensi untuk menerbangkan pesawat ultralight. Berat pesawat kecil itu kurang dari 115 kilogram. Kecepatan tertinggi pesawat-pesawat itu lebih dari 100 kilometer per jam, meskipun banyak yang terbang lebih lambat.
Orang-orang yang menerbangi pesawat ini sering merakit sendiri. Jeanette Smolinski, insinyur sistem komputer, mulai tertarik membuat ultralight sejak pertama kali melihatnya.
"Tetangga saya pindah ke sini lebih dari 40 tahun lalu dan ia, ketika itu, menerbangi pesawat Cessna. Pesawat itu menjadi terlalu mahal, sehingga ia meneliti dan mendapati ultralight ini yang disebut Elang CGS. Jadi, jika kita bisa bayangkan, pesawat akan lepas landas dan terbang dan saya bisa mendengarnya - saya bisa mendengar suaranya ketika pesawat ini terbang melintas di atas barisan pohon, kemudian pesawat ini akan berputar-putar sebentar sebelum terbang entah ke mana, dan saya akan berdiri di luar sana, melihatnya dan berkata, 'Tahu tidak, saya juga bisa melakukan itu," tuturnya.
Jadi, Smolinski membeli ultralight rakitan. Kemudian, dalam garasi, ia membuat pesawat itu bersama ayahnya.
Smolinski membutuhkan waktu dua tahun untuk membuat pesawat di waktu luang. Kemudian, tetangganya mengajaknya naik pesawat kecil miliknya dan mengajarinya cara terbang. Ia juga berlatih menggunakan kendali di darat - dan belajar lebih banyak menggunakan perasaan.
Setelah sekitar 30 jam berlatih, Smolinski mengatakan ia merasa siap untuk terbang yang sebenarnya untuk pertama kali.
Tidak seperti pesawat pribadi lainnya, pesawat ultralight tidak harus terdaftar pada Badan Penerbangan Federal atau Federal Aviation Administration (FAA). Jadi, tidak ada catatan resmi berapa jumlah pesawat ultralight. Tetapi, Asosiasi Pesawat Eksperimental memperkirakan, ada ratusan pilot ultralight di seluruh Amerika. Peraturan federal membatasi penerbangan ultralight hanya pada siang hari, cuaca cerah, dan hanya di daerah yang tidak berpenghuni. Mereka diizinkan membawa, paling banyak, 19 liter bensin. Tetapi keterbatasan itu tampaknya tidak merisaukan penggemar ultralight.
Pada musim semi, ketika cuaca hangat dan cerah, Ray Gefken menerbangkan pesawatnya dan menikmati udara.
Hembusan angin menerpa ujung-ujung sayap pesawatnya ketika ia mengarah ke barat menuju Chesapeake Bay. Ia berseru, "Seperti mengambang di udara."
(Voice of America / VoA)
0 komentar:
Posting Komentar