Risiko kematian terkait penyakit gagal jantung pada pria dan wanita rupanya memiliki level yang berbeda. Riset terbaru mengindikasikan bahwa wanita dengan gagal jantung kronis cenderung dapat bertahan hidup lebih lama ketimbang para pria.
Dalam risetnya, peneliti melibatkan lebih dari 40.000 relawan. Analisis ini merupakan penilaian terbesar yang melihat hubungan antara jenis kelamin dan risiko kematian pada gagal jantung.
Sampai saat ini penyakit gagal jantung memang masih menjadi ancaman serius dan jumlah kasusnya terus meningkat. Banyak pasien dengan gagal jantung dapat bertahan hidup sampai usia tua, tetapi umumnya mereka mengalami kerusakan pada otot jantung.
Riset terbaru yang dipublikasikan dalam European Journal of Heart Failure, juga menemukan bahwa pasien gagal jantung yang tidak mengalami penurunan fraksi ejeksi, memiliki risiko kematian lebih rendah ketimbang mereka yang mengalami penurunan fraksi ejeksi. Fraksi ejeksi adalah sebuah pengukuran darah yang dipompa keluar dari ventrikel terisi. Tingkat normalnya adalah 50 persen atau lebih.
Peneliti mengungkapkan, penurunan fraksi ejeksi lebih sering terjadi pada pria ketimbang wanita. "Hal ini mungkin menjadi alasan kenapa kelangsungan hidup pasien perempuan dengan gagal jantung jauh lebih baik," kata peneliti.
Dalam publikasinya, Meta-Analisis Global Group in Heart Failure (MAGGIC), menganalisis data dari 31 riset yang dilakukan secara acak dan observasional melibatkan 28.052 pria dan 13.897 wanita dengan gagal jantung kronis.
Peneliti kemudian menganalisis seberapa besar kemampuan bertahan hidup para relawan selama tiga tahun kedepan. Hasilnya menunjukkan bahwa 25,3 persen wanita dan 25,7 persen laki-laki meninggal selama tiga tahun. Hal ini memperlihatkan bahwa ada 137 kematian per 1000 pasien dalam setahun (pada pria) dan 135 kematian per 100 pasien dalam setahun (pada wanita).
Ketika peneliti menghubungkan dengan faktor usia dan jenis kelamin, hasil penelitian menunjukkan bahwa pria memiliki risiko kematian 31 persen lebih tinggi ketimbang wanita.
Hasil lain dari penelitian juga menunjukkan bahwa wanita dengan gagal jantung kronis, memiliki usia rata-rata lebih tua ketimbang pria, dan lebih mungkin memiliki riwayat hipertensi serta diabetes, tetapi gagal jantung pada wanita jarang yang disebabkan oleh penyakit jantung iskemik.
"Studi ini jelas menunjukkan bahwa kelangsungan hidup lebih baik pada perempuan dengan gagal jantung dibandingkan pria, terlepas dari fraksi ejeksi, usia atau variabel lain," kata peneliti utama, Dr Manuel Martinez-Selles dari Gregorio Maranon University Hospital di Madrid.
0 komentar:
Posting Komentar