Setelah sempat terbang sekitar 25 menit, pesawat Garuda GA 115 tujuan Jakarta, harus mendarat lagi di SMB II. Kerusakan mesin di bagian kiri pesawat akibat kemasukan burung memaksa pilot mengurungkan penerbangan ke ibukota.
Seekor burung nyelonong masuk ke baling-baling mesin pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 115 tujuan Jakarta, Senin (12/3). Alhasil, baru beberapa menit mengudara, pesawat berpenumpang 128 orang itu terpaksa return to base (RTB) ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Palembang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pesawat Garuda tersebut take off pukul 09.35. Belum lama mengudara, terjadi gangguan di mesin bagian kiri sayap pesawat. Kerusakan disebabkan masuknya burung ke dalam baling-baling mesin pesawat Boeing 738 itu. Pilot pun menginformasikan untuk melakukan RTB ke Bandara SMB II, penumpang sempat tegang hingga suasana kabin terasa hening.
Pilot pun berkoordinasi dengan pihak bandara untuk pendaratan guna memperbaiki kerusakan. Penumpang baru bernapas lega ketika sekitar pukul 10.00 pesawat bisa mendarat mulus di Bandara SMB II. Sedikitnya empat unit pemadam kebakaran stand by di lokasi pendaratan untuk mengantisipasi hal tak diinginkan.
Seorang petugas Maskapai Garuda Indonesia di Bandara SMB II, membenarkan kerusakan mesin pesawat sebelah kiri akibat adanya burung yang masuk ke dalam mesin. Kondisi ini memaksa pilot memilih untuk RTB ke Bandara SMB II setelah 20 menit berada di udara.
"Penumpang eksekutif dua orang, sedangkan penumpang ekonomi 126 orang. RTB disebabkan oleh kerusakan engine mesin sebelah kiri akibat ada burung yang masuk ke mesin. Untuk sementara penumpang pesawat masih menunggu di ruang tunggu keberangkatan," kata petugas yang enggan menyebutkan nama itu.
Salah seorang penumpang pesawat Garuda Indonesia GA 115 yang juga merupakan anggota DPRD Sumsel, Agus Sutikno, ketika dijumpai di ruang tunggu bandara, menuturkan, saat take off pesawat tidak mengalami gangguan apapun. Kondisi saat take off berjalan normal di Bandara SMB II pukul 09.35.
Baru mengudara sekitar 10 menit, Agus mengaku, memang terasa sekali mesin pesawat sebelah kiri tidak mengangkat saat pilot menambah ketinggian pesawat di udara. Tak lama berselang, pilot menginformasikan adanya kerusakan dan akan melakukan pendaratan kembali di Bandara SMB II.
Menurut dia, informasi yang disampaikan pilot kepada penumpang tidak serta merta membuat keseluruhan penumpang langsung panik. Namun ada beberapa penumpang yang terlihat tegang dan berharap agar pendaratan berjalan mulus di Bandara SMB II. "Saya yakin dengan penanganan yang dilakukan pilot dan pihak Garuda. Jadi saya tenang saja," kata Agus tentang perasaannya saat itu.
Atas kejadian ini, Agus Sutikno bersama rombongannya Komisi III DPRD Sumsel dan juga anggota Komisi V DPRD Sumsel, yang akan melakukan kunjungan kerja ke Jakarta, terpaksa tertunda. Mereka harus menunggu beberapa jam untuk kembali terbang.
Bahkan saat wartawan mengonfirmasi ke petugas informasi Bandara SMB II pada pukul 13.00, pesawat garuda Indonesia GA 115 belum juga take off dari bandara SMB II.
Menurut Agus, seluruh penumpang akhirnya diterbangkan dengan pesawat Garuda pengganti sekitar pukul 14.50. Sedangkan pesawat Garuda yang semula ditumpangi, masih dalam perbaikan.
Kepala Divisi Operasi Bandara SMB II, Sri Artati, membenarkan pesawat Garuda Indonesia GA 115 jenis Boeing 738 dari Palembang ke Jakarta mengalami RTB akibat engine sayap sebelah kiri kemasukan burung saat di udara. Akibatnya pilot memilih kembali ke Bandara SMB II untuk melakukan perbaikan.
"Ya benar. Informasinya pesawat Garuda Indonesia GA 115 RTB dari Palembang ke Jakarta sekitar pukul 10.00. Awalnya pesawat take off dari SMB II pukul 09.35, kemudian RTB sekitar pukul 10.00," katanya.
Sementara, Manajemen Garuda Indonesia di kantornya Jalan Kapten A. Rivai Palembang, saat diminta konfirmasi, tidak bisa dimintai keterangan. Salah satu petugas sekuriti bernama Fauzi Arianto mengatakan pihak manajemen tidak berada di tempat. "Pimpinan sedang tidak ada di sini," ujarnya.
Menurut Fauzi, jika urusan kerusakan pesawat dan kegagalan berangkat, bukan urusan kantor perwakilan, tetapi menjadi urusan pihak bandara selaku pengelola bandara. "Kita di sini hanya urusan penjualan tiket, kalau urusan kerusakan silakan langsung ke bandara," katanya.
(Inilah.com)
0 komentar:
Posting Komentar