Walaupun mudah dijumpai, tetapi ubur-ubur akan selalu dihindari oleh manusia, karena bisa membuat kulit terasa gatal-gatal jika menyentuhnya. Hanya para peneliti dengan tujuan observasi yang ingin menangkap ubur-ubur. Bahkan hewan ini, bagi sebagian besar nelayan juga dianggap tidak penting karena tidak memiliki nilai ekonomis jika dibandingkan dengan hewan laut lainnya. Selain itu, ubur-ubur mudah mati jika tidak tinggal di dalam air laut atau habitat yang sesua dengan karakteristiknya.
Namun, ubur-ubur juga memiliki banyak keunikan yang sayang jika kita tidak mengenalnya. Beberapa dari keunikan tersebut bahkan diluar perkiraan kita. Berikut uniknya.com merangkum 5 keunikan ubur-ubur:
1. Pintar Melepaskan Diri Dari Bahaya
Keunikan dari ubur-ubur yang pertama, yakni pandai melepaskan diri dari bahaya. Sebagai hewan kecil, ubur-ubur sering kali dijadikan predator latu lainnya yang lebih besar seperti kura-kura laut, ikan, paus, dan burung laut. Namun, setelah mengetahui bagaimana kecerdikan ubur-ubur dan senjata rahasia yang dimilikinya, pada predator biasa akan meninggalkannya atau akan kehilangan ubur-ubur.
Salah satu senjata rahasia dari ubur-ubur adalah cahaya yang bisa memancar dari tubuhnya yang tembus pandang. Dengan cahaya tersebut para predator pemburunya akan menjadi kebingungan. Di saat itulah ubur-ubur akan langsung berenang secepat mungkin meninggalkan sang predator. Namun, jika cara-cara tersebut tidak berjalan lancar dan predator tetap mendekat dan akan menggigitnya, cara kedua langsung dipraktikkan, yakni memadamkan cahaya tubuhnya dan melepas tentakel yang masih bercahaya tersebut dan melepas tubuh ubur-ubur . Saat itulah tubuh ubur-ubur memanfaatkan situasi untuk berenang meninggalkan predator.
Namun, sebenarnya ada cara cepat yang bisa dilakukan ubur-ubur ketika sudah sangat terdesak predator yang akan memangsanya, yakni menyemprotkan racun mematikan yag ada dalam tentakelnya. Dengan semburan tersebut biasanya predator memilih meninggalkan ubur-ubur.
2. Ubur-Ubur Pelangi
Baru-baru ini diketahui, selain ubur-ubur memancarkan warna hijau, ada spesies baru, yakni ubur-ubur yang bisa memancarkan banyak warna atau disebut juga ubur-ubur pelangi. Ubur-ubur pelangi hidup di perairan laut Tasmania dan Australia. Warna-warni pelangi seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu tersebut terlihat dari bagian cilia, sepasang alat tubuh mirip rambut yang berderet di bagian bawah tubuh dan bergerak saat ubut-ubur berenang. Namun, menurut Lisa Gershwim, seorang curator ilmu alam di museum dan galeri seni Ratu Victoria di Tasmania, sebenarnya cahaya pelangi tersebut tidak dihasilkan sendiri oleh tubuh ubur-ubur, seperti hewan Bioluminiscent lainnya. Melainkan dari pantulan cahaya yang jatuh ke permukaan cilia dari ubur-ubur.
Ubur-ubur pelangi masuk dalam spesies ctenophore, atau spesies ubur-ubur ke 159 yang pernah ditemukan para peneliti. Sayangnya walaupun memiliki tubuh cukup besar mencapai 13 cm, ubur-ubur pelangi sangat rapuh,, sehingga ditangkap atau ditemukan para peneliti untuk dipelajari lebih jauh, jarang ada yang masih utuh.
3. Ubur-Ubur Abadi
Untuk spesies yang satu ini ada yang menyebutnya ubur-ubur medusa. Namun, di negara-negara barat, ubur-ubur ini sering juga disebut immortal jellyfish atau ubur-ubur yang tidak bisa mati. Dalam tubuh ubur-ubur abadi, menurut beberapa ilmuwan, terdapat semacam mikro organism laut yang disebut turritopsis nutricula yang berdiameter 4 hingga 5 cm. organism inilah yang bisa kembali awet muda setelah melewati masa tua secara seksual, yang biasanya hewan lain akan mati setelah melewati masa tersebut.
Ubur-ubur abadi berbentuk seperti lonceng, yang memiliki lapisan tipis, dengan perut besar. Pada bagian dalam perutnya berwarna merah terang. Di awal hidupnya, ubur-ubur abadi hanya memiliki delapan tentakel. Namun, seiring perkembangan hidupnya, tentakel tersebut terus berambah hingga bisa mencapai 80 sampai 90 tentakel saat menjelang dewasa.
Dari penelitian yang dilakukan ilmuwan terhadap sekitar 4000 ubur-ubur abadi, tidak ada satupun yang pernah mati karena unsure yang dimilikinya sendiri. Ubur-ubur yang termasuk hydrozoa ini banyak hidup di perairan tropis, seperti di perairan laut Karibia. Hingga kini para ilmuwan biologis masih mengembangkan keunikan dari ubur-ubur abadi ini.
4. Danau Ubur-Ubur
Ternyata ubur-ubur juga memiliki habitat yang spesial, yakni di sebuah danau yang berada di pulau Eli Malk, bagian dari kepulauan Rock, di selatan Lagoon, antara koror dan peleilu, sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Danau ini bernama Ongeim'l atau Pulaua. Namun, akhirnya danau ini disebut danau ubur-ubur karena ditempat inilah hidup sekitar 20 juta ubur-ubur. Sebenarnya ada sekitar 70 danau air laut di kepulauan tersebut. Namun, hanya danau ubur-ubur yang menjadi sangat terkenal.
Karena banyaknya ubur-ubur dan airnya yang jernih, danau ini menjadi indah karena penuh warna-warni oleh ubur-ubur. Namun, hati-hati karena danau ini juga menjadi sangat beracun, lantaran selama jutaan tahun menjadi tempat berevolusi ubur-ubur. Dalam masa berevolusi tersebut, jutaan racun telah dikeluarkan hewan tidak bertulang belakang ini. Dengan demikian, konsentrasi racun di danau ubur-ubur sangat tinggi. Terutama di kedalaman 5 m lebih.
Danau ubur-ubur ini pada dasarnya terhubung dengan laut. lewat retakan dan terowongan di dinding danau itulah ubur-ubur itu berlalu lalang. Walaupun cukup berbahaya, tetapi banyak wisatawan yang sengaja datang ke danau tersebut untuk menyaksikan secara langsung jutaan ubur-ubur. Tidak perlu menyelam, wisatawan cukup melihat dari permukaan danau, karena ubur-ubur emas setiap saaat selalu menampakkan dirinya.
5. Digunakan untuk Penelitian
Ubur-ubur menjadi hewan yang paling intens sebagai objel penelitian para ilmuwan. Tentu saja karena banyak keunikan lain yang dianggap masih bisa ditemukan dari ubur-ubur. Bahkan baru-baru ini juga diketahui bahwa ubur-ubur selain ada yang berjenis kelamin jantan dan betina ada juga yang hermaprodit atau berkelamin ganda. Namun, penemuan tersebut masih terus dikembangkan untuk diteliti kebenarannya.
Dan ternyata penelitian terhadap ubur-ubur juga sudah dilakukan seorang ahli kimia Jepang bernama Osamu Shimomura bersama tiga kawanannya pada tahun 1961. Hasil dari penelitian tersebut diketahui warna hijau yang berpijar dari ubur-ubur merupakan senyawa protein yang dinamai green fluorescent protein.
Sementara para ilmuwan di Jepang lainnya telah menemukan, banyaknya kandunga gizi dari ubur-ubur, sehingga bisa dikonsumsi, walaupun semasa hidupnya, ubur-ubur tersebut memiliki racun yang mematikan. Untuk itu, setelah dikeringkan, ubur-ubur menjadi camilan yang lezat yang kini disukai masyarakat Jepang. Orang-orang Cina telah memanfaatkan ubur-ubur sejak 1700 tahun yang lalu. Mereka mengonsumsi ubur-ubur dan juga dijadikan obat.
Bahkan diyakini kalau ubur-ubur telah ada di lautan sejak jutaan tahun lalu, sebelum dinosaurus hidup di bumi. Salah satu bukti, yakni pernah ditemukannya ubur-ubur raksasa di Atlantik Utara. Ubur-ubur tersebut memiliki diameter dinding tubuh luar hingga dua meter dan memiliki tentakel sepanjang 33 meter.Sumber
0 komentar:
Posting Komentar