Perbedaan pandangan politik tentang pergolakan Suriah di kalangan warganya ternyata tidak hanya mengganggu stabilitas negara tersebut. Hal tersebut juga mengganggu sebuah penerbangan di bandara Dubai.
Harian Telegraph, Selasa 5 Juni 2012 memberitakan, dua pramugari asal Suriah yang bekerja untuk Saudi Arabian Airlines bertengkar karena berbeda pandangan tentang rezim Presiden Bashar Al Assad. Masalahnya adalah, mereka bertengkar di dalam pesawat, 15 menit sebelum lepas landas.
Awalnya hanya sekedar berdebat, suasana semakin memanas. Tidak hanya berkembang menjadi perang mulut, perbedaan pandangan itu membuat dua pramugari yang tidak disebutkan identitasnya ini baku hantam sehingga harus dipisahkan petugas bandara.
Akibatnya, penerbangan terpaksa ditunda sampai aparat keamanan melerai keduanya. Pertengkaran di kabin kali ini merupakan satu dari puluhan kasus serupa antar pramugari Suriah yang terus terjadi sejak pergolakan dimulai tahun lalu.
Saudi Airlines tentu menyadari betapa seriusnya masalah ini. Pihak maskapai pun memanggil seluruh pramugari asal Suriah dan melarang mereka untuk membahas politik saat sedang bertugas. Jika melanggar, pemecatan menanti.
"Kami tidak ingin konflik akibat perbedaan pendapat soal rezim Suriah ini terus berkembang sehingga mencederai citra kami atau membuat penumpang terganggu," kata pihak maskapai, dilansir harian Al Watan.
Arab Saudi adalah salah satu negara yang menentang rezim Assad dan mendukung perjuangan rakyat Suriah. Sejalan dengan negaranya, Saudi Airlines juga menegaskan komitmennya untuk tidak membuka jalur penerbangan ke Suriah sejak 17 Februari lalu sebagai bentuk sanksi internasional.
(VIVAnews)
0 komentar:
Posting Komentar