Indonesia baru saja menggelar pesta demokrasi yaitu pemilihan langsung presiden dan wakil presiden untuk periode 5 tahun mendatang. Pemilihan presiden berjalan lancar dan aman, namun masih ada yang mengganjal yaitu perbedaan hasil quick count atau hitung cepat.
Proses hitung cepat di televisi milik politisi Harry Tanoesoedibjo dan Aburizal Bakrie berbeda dengan media lainnya. Dalam televisi ini, pasangan Prabowo-Hatta memenangkan pemilihan dan mengalahkan pasangan Jokowi-JK. Perbedaan tayangan ini ternyata berdampak pada pergerakan saham milik kedua konglomerat tersebut.
Head of Research Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan dengan menayangkan hasil hitung cepat yang berbeda akan mempengaruhi kredibilitas media tersebut. Ini secara langsung akan mempengaruhi iklan yang masuk yang kemudian investor akan mulai meninggalkan saham ini.
"Iklan mereka jangka panjang juga akan berpengaruh. Risiko mencantumkan hasil quick count yang tidak disukai tapi bisa jadi strategi. Kalau Prabowo menang dan ternyata benar kan ada pendapatan lain. Kalau ternyata salah itulah pertaruhan," ucap Satrio ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (11/7).
Pada perdagangan kemarin Kamis (10/7), saham Visi Media Asia Tbk, yang membawahi tvOne, antv, portal berita viva.co,id turun hampir 4,85 persen ke level 255 rupiah per lembar saham. Di awal perdagangan, harga saham perusahaan milik keluarga Bakrie ini di buka 267 per lembar saham.
Sama halnya dengan saham Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) juga mengalami penurunan hampir 3,66 persen ke level 2,630 Pada awal perdagangan saham MNC berada pada level 2,780 per lembar saham.
Menurut Satrio, kondisi ini akan sangat mempengaruhi kepercayaan investor ke perusahaan tersebut. Bahkan menurut teori yang diucapkan Satrio, saham milik Aburizal Bakrie dan Harry Tanoesoedibjo tersebut akan terus menurun hingga rekapitulasi suara selesai dari KPU.
"Kalau secara teoritis memang harusnya menunggu sampai 22 Juli nanti. Tapi saya kira pelemahan ini cuma 2-3 hari karena memang mungkin ada isu lain, tapi kita akan lihat lah," tegasnya.
Satrio bahkan membandingkan pergerakan saham Visi Media Asia Tbk dan Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dengan saham SCTV. Pada perdagangan kemarin, saham SCTV disebut naik imbas kepercayaan masyarakat atas tayangan hasil quick count.
"SCTV malah naik karena menayangkan hasil hitung cepat yang disukai masyarakat. Tapi MNC sebenarnya sudah agak lama pergerakan sahamnya memang tidak begitu menarik semenjak pertumbuhan ekonomi menurun. Saham MNC terus melemah," tutupnya.
Hingga penutupan perdagangan kemarin, saham MNC terseok 160 poin atau mencapai 5,86 persen dan ditutup di level 2,570 poin. Hampir sama dengan saham MNC, saham Visi Media Asia Tbk (VIVA), yang membawahi media televisi tvOne,antv, serta portal berita viva.co.id, terjun ke level 250, turun 18 poin atau sebesar 6,72 persen.
Sumber: merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar