Luapan muka air di Sungai Bekasi dan Cikeas, Senin (4/2/2013) malam, membuat sekitar 300 rumah yang berada di 10 RW Kecamatan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, terendam air. Kondisi tersebut menyebabkan aktivitas warga lumpuh total.
"Lumpuh total karena akses kemana-mana mati," ujar Rudi Yulianto, warga RT 03 RW 10, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat kepada Kompas.com, Selasa (5/2/2013) pagi.
Rudi mengatakan, air secara bertahap masuk ke permukiman warga. Pertama, pukul 21.00 WIB warga diberitahu melalui RT setempat bahwa ketinggian air di Sungai Bekasi mencapai 450 cm. Ketinggian air pun memuncak pukul 23.00 hingga 650 cm dan akhirnya mulai meluap.
"Sekitar jam 24.00 air mulai luber ke rumah-rumah, lanjut kemudian air kiriman setinggi 630 cm datang pukul 01.00 WIB. Itu air di perumahan sudah tiga meter," ujar Rudi.
Musibah banjir di permukiman tersebut, kata Rudi, diperparah oleh jebolnya tanggul penahan Sungai Bekasi di RW 08. Alhasil, air kiriman dari Bogor, Jawa Barat sejak semalam pun mengalir deras ke permukiman warga. Kondisi itu bertahan hingga Selasa pagi.
Saat air mulai masuk ke permukiman warga, belum ada bantuan serta posko pengungsian didirikan. Namun, pada Selasa pagi, Forum Tagana Kota Bekasi diketahui telah mendirikan posko darurat untuk para pengungsi. Meski demikian posko itu diketahui belum maksimal karena baru berdiri dan masih banyak warga yang masih bertahan di lantai dua rumahnya.
Banjir itu, menurut Rudi, merupakan yang terparah. Daerah yang terendam air meliputi Villa Jati Rasa, Pondok Gede Permai, Kemang Ifi Graha, dan Pondok Metro Sari di Kelurahan Jati Rasa, Kecamatan Jati Asih, Bekasi. Banjir juga melanda Perumahan Jaka Kencana, Perumahan Departemen Tenaga Kerja, Pondok Pekayon, dan Pangkalan Bambu di Kelurahan Jaka Setia, Kelurahan Pekayon Jaya, Kelurahan Marga Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan.Sumber : kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar